Senin, 10 Januari 2011

ASUHAN KEPERAWATAN HEMODIALISA

A. PENGERTIAN

Hemodialisa adalah peralihan sirkulasi darah dari tubuh pasien ke hidralisator dimana terjadi proses difusi dalam ultrafiltrasi, pada dialisis terjadi difusi partikel yang larut dari kompartemen cairan ke kompartemen lain dengan melewati selaput semipermiabel.
Membran selaput semipermiabel adalah lembar tipis, berpori-pori, terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membrane memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri dan sel darah terlalu besar untuk melewati pori-pori membrane. Perbedaan konsentrasi zat pada dua kompartemen disebut gradian konsentrasi.
Darah yang mengandung produk sisa seperti urea dan kreatinin, mengalir ke dalam kompartemen dialiser atau ginjal buatan, tempat akan bertemu dengan dialisat, yang tidak mengandung urea atau kreatinin.

B. JENIS TERAPI GINJAL PENGGANTI (TGP)

Terapi ginjal adalah usaha untuk menggantikan fungsi ginjal pasien yang telah menurun baik secara alamiah yaitu transplantasi ataupun secara arthifisial yaitu dialisis.
Terapi ginjal pengganti (TGP) secara arthifisial dibagi tiga yaitu :
1. Hemodialisa akut/kronis.
2. Peritonial dialisis.
3. Hemofiltration.

Indikasi TGP :
Akut/kronik : Azotermia, hiperkalemia berat, asidosis berat, dehidrasi yang telah responsif dengan terapi diuretik.

C. FUNGSI DIALISAT/GINJAL BUATAN

a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin, dan asam urat.
b. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding antara darah & bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif dalam arus darah dan tekanan negative (penghisap) dalam kompartemen dialisat (proses ultrafiltrasi).
c. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Mempertahankan fungsi ginjal berat akibat reaksi transfusi.
f. Mengkaji fungsi ginjal berat akibat reaksi transfusi.
g. Mengganti fungsi ginjal permanen pada ginjal dengan penyakit ginjal tahap akhir.

D. GAMBARAN PERALATAN

1. Dialiser atau ginjal buatan.
2. Dialisat atau cairan dialisis.
3. Sistem pemberian dialisat.
4. Assessori peralatan.

E. MENENTUKAN DOSIS HEMODIALISA

Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan dosis adalah :
1. Time of dialysis.
2. Interdialisis.
3. Blood flow (QB).
4. Dialisat flow.
5. Klirens dialiser.
6. Trans membrane pressure (TMP).

F. KOMPLIKASI HEMODIALISA

1. Akibat prosedur hemodialisa :
- Rupture dialiser.
- Cabteal dialiser.
- Emboli udara.
- Hand water penderita.

2. Faktor penderita :
- Dialysis disequealibrium syndrome.
- Hipotensi.
- Nyeri dada.
- Mual & muntah.
- Demam & menggigil

G. KEUNTUNGAN & KERUGIAN DIALISIS PERITONIAL

1. Keuntungan :
- Bila dapat dipasang terutama dalam badannya.
- Tidak membutuhkan ruangan & peralatan khusus.
- Tidak banyak mengganggu hemodinamik.
- Merupakan peralatan terapi untuk anak atau dewasa.

2. Kerugian :
- Merupakan tindakan traumatik dan sering disertai komplikasi peritonitis.
- Proses asidosis & dialisis terjadi lambat, efisiensi tidak dapat dihitung.


3. Kompikasi :
- Perdarahan.
- Kebocoran.
- Nyeri abdomen.

H. KONSENTRASI DIALISAT

1. Konsentrasi Acetat
AN No. 750 1934 001
Kandungan acetat terdiri dari :
- Kalium : 2,5 mmol/liter.
- Na : 137 mmol/liter.
- Calcium : 1,6 mmol/liter.
- Mg : 0,3 mmol/liter.
- Klorida : 103,3 mmol/liter.
- Acetat : 40,0 mmol/liter.

2. Konsentrasi bicarbonate
Konsentrasi bicarbonate (Part A) AN No. 750 2813 001
- Na : 140, 0 mmol/liter.
- Ca : 2,0 mmol/liter.
- Kalsium : 1,3 mmol/liter.
- Mg : 0,2 mmol/liter.
- Cl : 110,0 mm0l/liter.
- Acetat : 3,0 mmol/liter.
- Bicarbonate : 32,0 mmol/liter.

3. Konsentrasi bicarbonate (Part B) : AN No. 750 2824 001 terdiri dari :
- Sodium bicarbonate : 8,4 gr/hr.
-

I. MANAJEMEN HEMODIALISA

a. Kriteria pasien yang dilakukan tindakan HD :
- Gagal ginjal akut.
- Gagal ginjal kronik.
- Infeksi saluran kencing.
- Keracunan (jengkol).

b. Tindakan yang dilakukan setelah HD :
- Ukur tekanan darah.
- Buka arteri & didep.
- Buka vena & didep.
- Berikan/taburi Merbacetin & plester.
- Ukur berat badan.

















DAFTAR PUSTAKA


Brunner & suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. EGC. Jakarta.

Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik. EGC. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar